Curhat
Sikap apa yang paling aku benci dari seseorang ? Paling
utama adalah bikin aku nunggu.
Sudah jelas bahwa attitude
seseorang dinilai baik dimulai dari jam berapa orang itu datang saat ada janji
dengan relasi/kawan/kerabat. Bayangkan jika kamu membuat si A menunggu
berjam-jam tanpa ada kepastian, apakah kamu merasa rekanmu itu tidak memiliki
urusan lain? Kamu ditelfon nggak ngangkat,
kamu dichat no response. Orang lain
menunggumu untuk kepentinganmu, untuk menyelesaikan urusanmu dan masalahmu.
Kemudian kamu datang dengan senyuman, seolah kamu adalah raja dan ratunya so harus ditunggu. Lalu, apakah pertemuan itu akan meninggalkan jejak yang baik untuk dia? Apakah kamu merasa bahwa dia ingin membuat sebuah kerja sama yang lebih jauh denganmu ? Atau ngobrol lagi di lain waktu ? Tidak.
Mengerti lah bahwa pertemuanmu dengan seseorang itu adalah
juga pengorbanan dia untuk menemuimu. Belum lagi jarak yang harus ditempuh, uang yang harus digunakan untuk menggapai
tempat pertemuan, dan segala urusan yang kamu nggak akan tau atau bahkan don’t
care sudah dia batalkan untuk kamu. Saat menunggumu pesanmu, apakah kamu ngeh kalau dia bingung harus kemana dan ngapain ? Saat menduga dimana posisimu,
apakah kamu peduli kalau dia sudah melewatkan beberapa kesempatan emas di
urusannya yang lain ?
Aku adalah salah satu orang yang berada di dalam penyesalan
sudah menunggumu. Berbulan-bulan aku
melewatkan chances untuk dicoba hanya
karena aku tahu kamu butuh bantuan. Berjam-jam aku duduk menunggumu, mencoba
mencari kegiatan yang aku senangi, atau softskill
website yang bisa aku pelajari. Berjuta rupiah sudah yang aku buang untuk membeli
makanan dan minuman untuk setiap jam aku menunggu linemu. Aku mencoba memaklumi, namun, sebetulnya, apa yang harus
diangguk-angguk ketika mendengar seseorang bangun kesiangan ? Apakah itu adalah
suatu hal yang salah? Nggak buatku.
Asalkan kamu tahu waktu saat membuat
janji bertemu dengan seseorang!
Kebodohan terbesarku adalah menjadikanmu sebagai prioritas, menghabiskan waktu berjam-jam denganmu. Aku sadar, aku melakukan itu karena kepedulian dan rasa sayang. Aku memahami setiap jengkal perkembanganmu, aku bantu setiap permasalahanmu. Di sisi lain, apa kamu tahu bahwa aku sudah melewatkan banyak sekali pendaftaran untuk studiku demi menemanimu ? Berapa banyak lowongan life upgrading yang aku tolak karena setiap hari kamu ingin meminta bantuanku ? Jauh di lubuk hatimu, apa kamu paham bahwa aku juga memiliki ayah dan ibu ? Aku sedih dan marah terhadap diriku sendiri. Tidak, aku tidak pernah mempermasalahkan apa yang sudah aku lakukan, namun, sikapmu untukku selama ii membuatku pada akhirnya menyimpulkan bahwa kamu membuatku merasa sia-sia.
Sia-sia menemanimu.
--
Kebodohan terbesarku adalah menjadikanmu sebagai prioritas, menghabiskan waktu berjam-jam denganmu. Aku sadar, aku melakukan itu karena kepedulian dan rasa sayang. Aku memahami setiap jengkal perkembanganmu, aku bantu setiap permasalahanmu. Di sisi lain, apa kamu tahu bahwa aku sudah melewatkan banyak sekali pendaftaran untuk studiku demi menemanimu ? Berapa banyak lowongan life upgrading yang aku tolak karena setiap hari kamu ingin meminta bantuanku ? Jauh di lubuk hatimu, apa kamu paham bahwa aku juga memiliki ayah dan ibu ? Aku sedih dan marah terhadap diriku sendiri. Tidak, aku tidak pernah mempermasalahkan apa yang sudah aku lakukan, namun, sikapmu untukku selama ii membuatku pada akhirnya menyimpulkan bahwa kamu membuatku merasa sia-sia.
Sia-sia menemanimu.
--
Your future depends on
your attitude.
Pepatah, yang juga diamanahkan oleh ayahmu, adalah satu kalimat
yang selalu kupegang.
Bayangkan jika attitude ini kamu pelihara sampai kamu
menyentuh kehidupan yang lebih luas lagi ? Apa jadinya jika kamu menemui orang
yang tidak ada toleransi sama sekali dengan ngaret
? Atau saat kamu sudah memasuki zona bekerja secara tim dan profesional,
bagaimana kamu yakin bahwa semua orang harus memahami ngaretmu ? Mungkin menurutmu, kamu punya waktu yang banyak. Apakah "aku baru bangun hehe"-mu akan dimaklumi oleh orang-orang yang juga memiliki deadline dalam pekerjaannya ? Bernasib baikkah kamu akan memiliki atasan yang pengertian dengan semua masalah dan alasanmu ? Tidak.
Mungkin kamu lelah di hari sebelumnya, tapi ingatlah bahwa orang yang menunggumu juga memiliki urusan yang jauh lebih berat darimu. Mungkin kamu stres karena urusanmu di hari sebelumnya, tapi ingatlah bahwa semua orang memiliki masalah, yang mungkin dia tidak bisa bagi denganmu sepenuhnya. Mungkin kamu sibuk di hari sebelumnya, tapi ingatlah bahwa dia sudah mengumpulkan tenaga yang tersisa untuk bertemu denganmu.
Tapi? Berapa banyak lagi kesempatan yang harus dia buang demi menemui dan menunggumu ?
Bagaimana jika dia punya pekerjaan rumah yang ditinggalkan
demi menemuimu ?
Bagaimana jika dia punya tanggung jawab lebih besar yang dia
kesampingkan demi menemuimu ?
Bagaimana jika dia punya masalah bertubi-tubi yang dia
simpan demi menemuimu ?
Bagaimana jika dia punya sedikit uang, diprioritaskan untuk
menemuimu?
Bagaimana jika dia punya mimpi, dibuangnya demi menemuimu ?
Mengertilah.
Jika tidak, ingatlah bahwa
tidak ada satu pun orang yang menginginkan untuk membuang waktunya menunggu
seseorang.
(hehe,ini curhat aja. jadi, emang ga ada faedahnya. trims sudah baca! - riris dan kebodohannya)
Commentaires