SMAN 1 SOOKO, Mojokerto
14 Januari 2018,
Mojokerto, Jawa Timur.
Undangan talkshow pertama di tahun 2018 aku awali dengan hadir di acara 'Campus Expo' SMAN 1 SOOKO, yang aku pikir, nama sekolahnya adalah singkatan.
Seperti biasa, aku berbagi informasi mengenai SNMPTN dan SBMPTN seperti yang sudah aku lakukan di hari-hari sebelumnya. Adik-adik memerhatikan dengan seksama dan serius sekali. Presentasi berjalan sempurna. Aku memang enggak begitu suka harus terpaku pada PPT, jadi kuminta pada panitia, untuk mengambil 4 s.d. 5 orang penanya supaya aku juga engga geje. Akhirnya satu persatu bertanya tentang hal yang standar dan sudah kuperkirakan akan muncul.
Namun,
Ada seorang anak, yang aku lupa namanya, bertanya hal yang unik sekali mengenai SBMPTN. Rupanya dia sudah menanamkan pada dirinya bahwa dia tidak akan mengharapkan SNMPTN. Bahkan katanya, dia tidak terfikirkan untuk mendaftar jika diperbolehkan. Anak ini, dia tau bahwa jalur undangan itu hanya ibarat main undian. Apalagi kalau yang ikut undiannya adalah anak yang biasa-biasa saja, tidak ada prestasi yang menunjang.
Sebelum kamu menanyakan apa yang ia lontarkan, alangkah lebih baiknya aku memperkenalkan sekolah ini, dari sudut pandangku.
Setelah berbincang dengan panitia dan LOku, ternyata, 90% dari siswa/i SMA tersebut lolos PTN (SNM, SBM, Mandiri). SMA ini juga yang terbaik di Mojokerto dan dulunya bertaraf RSBI. Di sekolah ini, alumninya sangat open dengan adik-adiknya, mereka pun mengarahkan para juniornya bagaimana mereka bisa lolos, mereka rutin sharing soal pilihan jurusan dan alasan para senior mengambil terkait itu, dan lain sebagainya. Salah seorang alumninya juga cerita sama aku kalau di sekolah ini, persaingan sangat ketat. Semua orang berlomba untuk menjadi yang terbaik. Kalau ada dua orang yang menjadi 'terbaik' di kelasnya, salah seorang akan mengalah dan mengejar mimpinya yang lain. Enggak ada sikut-sikutan ! Semua adil, siswa/i di sini sangat open minded terhadap keinginan dan mimpi satu sama lain. Yang aku dengar, sejak kelas 10 pun, siswa/i sudah ditekankan oleh sekolah untuk mengetahui cita-citanya sedari dini, lebih tepatnya mereka harus tahu 'mau masuk jurusan apa lo?' sejak mereka memasuki sekolah tersebut.
Balik ke pertanyaan si anak yang tadi kusebut. Aku masih ingat jelas;
Kak, saya kan kelas 11. Satu tahun lagi, saya akan menghadapi persaingan masuk PTN. Saya sih, gatau lolos atau engga ke kuota undangan. Soalnya saya hanya punya serifikat paskibra provinsi dan saya juga cuma ikut-ikutan beberapa lomba Olimpiade tapi cuma masuk kota. Jadi ya saya berfikir dan guru saya pun bilang bahwa saya tidak boleh menaruh hati dengan jalur undangan. Nah. Saya mau bertanya pada kakak, kira-kira apa yang saya harus lakukan untuk satu tahun ke depan? Saya mau lebih siap kak, karena kan katanya SBMPTN itu susah banget. Saya memang masih kelas 11, jadi saya punya waktu banyak untuk merancang strategi. Paling tidak, saya tidak kehilangan arah.
Oya, saya rencananya mau ambil jurusan TI kak di ITB atau ya, ITS.
.. ,
ada anak-anak yang sudah diajarkan 'tahu diri' sejak dini. Ini penting banget buat aku, dalam proses pembelajaran menuju ujian. Bukan maksudnya tahu diri, kemudian mengecilkan mimpinya atau bahkan mundur tidak memiliki mimpi. Tapi, tahu diri tentang kapasitas kamu, apa yang harus kamu lakukan supaya pantas mewujudkan mimpi kamu, bagaimana kamu bisa belajar dengan comfort zone kamu, dan yang paling penting dari 'tahu diri' adalah tentang seberapa kamu mengetahui diri kamu sendiri dan juga sudah sejauh apa kamu akan mampu bersaing dengan orang lain.
Kenapa kok aku tekankan sifat 'tahu diri' saat kamu mau menempuh ujian ini dan itu ?
iya. biar kamu engga sombong.
Emang yang mau masuk ITB/UGM/UNPAD/ITS/UNAIR/UI/UB cuma kamu doang ?
Tahu diri.
Kamu bukan Superman. Kamu bukan Albert Einstein. Kamu bukan manusia yang Genius. Kamu bukan manusia yang sekali lihat materi, bisa langsung hafal. Kamu bukan manusia yang sekali mengerjakan, bisa langsung mengerti.
Dengan kamu menjadi 'tahu diri', kamu tidak akan memusingkan tentang bagaimana kamu seharusnya mengatur strategi pemilihan jurusan, tidak lagi kamu harus mengatur posisi pemilihan jurusan. Yang kamu perhatikan hanyalah seberapa pantas kamu dan kompetensi kamu untuk menjadi yang terbaik versimu. Kamu tidak akan mengubah apapun pada mimpimu, melainkan usaha dan ikhtiarmu.
Sejak dini, kamu harus menanamkan sifat ini dalam persaingan apapun. Bukan hanya perihal seleksi masuk PTN, namun juga seleksi-seleksi lainnya.
Banyak sekali calon-calon dokter yang gugur hanya karena ia tidak mau menggugurkan egoismenya untuk mempelajari pelajaran yang ia hindari. Banyak sekali calon-calon arsitek yang gugur hanya karena ia tidak mau melawan nafsunya untuk tidak memegang gagdet terus menerus. Banyak sekali calon-calon penerjemah yang gugur hanya karena ia tidak mau memegang mimpinya hanya karena banyak orang-orang meremehkannya.
Semua, semua cita-citamu akan hancur, kalau kamu tidak 'tahu diri'. Kamu akan merasa bahwa hanya kamu sendiri yang boleh dan bisa lolos. Dampaknya, kamu akan terus berpuas diri. Kamu tidak akan belajar. Kamu tidak akan mau memperkaya ilmumu.
--
Kalian harus TAHU DIRI. Apa yang kalian ambil selalu akan ada resikonya. Kalau kalian ambil pilihan yang 'di atas', kalian bunuh diri, kalau tidak belajar sepanjang hari.
Kalian kira, ada anak jurusan Kedokteran Gigi yang bisa masuk ke jurusan itu, hanya dengan duduk-duduk manis dan belajarnya seenak udelnya?
Kalian kira, ada anak jurusan Hukum yang bisa masuk ke jurusan itu, hanya dengan nonton tv dan bimbingan belajarnya suka bolong-bolong?
Kalian kira, masuk jurusan kimia itu…. Belajarnya bisa asal-asalan? Bisa liburan terus?
Tidak. Mau masuk jurusan apapun, di Perguruan Tinggi Negeri manapun, akan diseleksi dengan ketat.
Lawan seleksimu bukan kawanmu di kelas sebelah, atau sekolah tetangga, atau temanmu di satu provinsi. Bukan.
Lawan seleksimu adalah anak-anak yang berjuang mati-matian di olimpiade nasional, mantan-mantan peserta karya tulis ilmiah yang berjuang melawan kantuk demi menguasai, siswa/i yang bertahan hidup menjadi pelajar dengan kurikulum internasional, alumni-alumni yang mengulang dan belajar 1000x lipat dari biasanya, dan,
orang-orang yang terbangun 1/3 malam menahan kantuk demi mendekatkan diri pada RabbNya, belajar sungguh-sungguh dan berdoa supaya mimpinya adalah yang terbaik untuknya.
Sementara, kamu ?
Commentaires